Kamis, 29 Maret 2018

SATU HARI PERTEMUAN KITA


Aku ingin bercerita sedikit mengenai pertemuan pertama dengan laki-laki itu, laki-laki yang berhasil bikin aku tidak berhenti untuk memikirkannya barang sedetikpun.



17 maret 2018


Hari dimana kita bertemu. Sebenarnya aku nggak tau waktu itu kalau kita akan bertemu. Aku kira aku hanya akan tau kamu lewat media sosial. Aku tau kamu sejak lama. Hari itu niat hati ingin berkumpul bersama teman-temanku sebenarnya. Aku naik kereta lalu melanjutkan naik ojek online ketempat itu, disana ada teman-temanku, namun nyatanya kamu juga disitu, dihari itu aku ditakdirkan Tuhan Yang Maha Baik Itu untuk bertemu denganmu. Kebetulan atau nggak, aku nggak tau. Tapi aku nggak percaya tuh sama yang namanya kebetulan. Semua yang terjadi aku percaya bahwa itu adalah kehendak Tuhan.


Aku mempercayaimu sebelum akhirnya jatuh (hati). Aku mempercayakan hatiku untuk jatuh padamu. Aku senang sekali atas pertemuan kita tempo lalu, meski kamu nggak tau, nggak papa. Pertemuan pertama itu begitu membekas di hati. Tombol discard dan erase untuk kenangan itu tak bisa kutemui. Padahal hanya sekedar kata “Hai”, berjabat tangan, dan saling mengucapkan nama, sesederhana itu. Hahaha. Sesederhana itu.

Di antara waktu-waktuku belajar, selalu ada waktu yang kucuri demi mengetahui tentang kamu lebih banyak lagi. Dan demi sebuah kesempatan di mana waktu dan tempat akan mempertemukan kita lagi. Mungkin terlalu cepat perasaan ini datang. Mungkin tak layak pula bila buru-buru aku katakan padamu.


Kamu adalah kejutan yang tak kurencanakan. Tadinya aku pikir perasaan ini takkan pernah ada. Tadinya aku pikir kamu hanya laki-laki tampan yang hanya akan aku kagumi sesaat, tapi nyatanya apa? Sampai tulisan ini aku tulis pun, wajah dan senyummu nggak hilang sedikitpun dari pikiranku. Tadinya aku takut untuk menetapkan hati jatuh cinta padamu atau tidak, tapi aku tetap nekat meski aku tau akan sakit nantinya. Aku terlalu takut jika kamu tau yang sebenarnya. Aku juga terlalu tau diri untuk tampak diri di hadapanmu. Aku malu. Aku takut. Aku takut kamu risih dan menjauh sementara kita saja belum pernah sedekat itu, sedekat yang kumau.


Dari hari setelah pertemuan kita sampai detik inipun aku nggak bisa lepas dari bayangan kamu. Sampai-sampai kamu datang ke mimpiku. Sering-sering datang ya! Hidupku tak lagi sama semenjak hari itu. Sholat lima waktuku lebih awal lagi aku lakukan. Namamu menjadi tambahan doa setelah doa-doaku yang lain. Jatuh cinta padamu membawa dampak baik untuk aku. Banyak memberi motivasi untuk aku berubah menjadi lebih baik, supaya aku merasa lebih pantas bersanding denganmu. Aku bahagia bisa berubah menjadi lebih baik lagi termotivasi dengan adanya kamu, tapi tentu saja niat utamaku berubah ya karena Tuhan.. Mengapa jatuh cinta padamu bisa sebahagia ini?





Aku akan dekatimu melalui doa, biar Tuhan yang dekatkan kita...


Hey sosok yang mencuri hatiku, tahukah jika aku jatuh cinta padamu?

Aku berharap semoga Tuhan dan semesta berbaik hati memperbolehkan kita segera bertemu lagi~




Hai, laki-laki minangku

-dari aku perempuan sederhana dengan cinta yang sederhana pula

(290318)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar